Pernahkah kamu mendengar tentang mitos seputar penyakit mental pada anak remaja? Banyak orang seringkali memiliki pemahaman yang keliru tentang masalah kesehatan mental ini. Namun, sebenarnya ada beberapa fakta penting yang perlu diketahui agar tidak terjebak dalam mitos-mitos yang salah.
Salah satu mitos yang sering muncul adalah bahwa penyakit mental pada anak remaja hanya terjadi karena faktor lingkungan. Padahal, menurut dr. Yudhistira Pradnyan Kloping, seorang psikiater anak di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, faktor genetik juga turut berperan dalam kemunculan penyakit mental pada anak remaja. “Jadi, tidak sepenuhnya benar jika hanya faktor lingkungan yang mempengaruhi,” ujarnya.
Mitos lainnya adalah bahwa penyakit mental pada anak remaja hanya bisa diatasi dengan obat-obatan. Padahal, terapi psikologis juga memiliki peran yang sangat penting dalam pemulihan anak remaja yang mengalami gangguan mental. Menurut Prof. dr. Tjhin Wiguna, SpKJ(K), seorang ahli psikiatri anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, “Terapi psikologis bisa membantu anak remaja untuk mengatasi masalah mentalnya tanpa harus tergantung pada obat-obatan.”
Selain itu, banyak orang juga beranggapan bahwa penyakit mental pada anak remaja hanya terjadi pada mereka yang berasal dari keluarga broken home. Padahal, faktanya tidak demikian. “Penyakit mental bisa terjadi pada siapa saja, tanpa memandang latar belakang keluarga,” kata dr. Yudhistira.
Mitos seputar penyakit mental pada anak remaja memang masih sering kita temui di masyarakat. Namun, dengan pemahaman yang benar dan dukungan dari orang-orang terdekat, anak remaja yang mengalami masalah mental bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Jangan biarkan mitos-mitos tersebut menghalangi pemulihan anak remaja yang membutuhkan bantuan. Semoga artikel ini dapat membantu menyebarkan informasi yang benar tentang penyakit mental pada anak remaja.