Mitos seputar penyakit mental pada orang dewasa sering kali menjadi kendala dalam upaya pemahaman dan penanganan yang tepat terhadap kondisi kesehatan mental. Berbagai pandangan yang keliru dan tidak berdasar seringkali menimbulkan stigma dan diskriminasi terhadap individu yang mengalami penyakit mental. Karenanya, penting bagi kita untuk memahami mitos-mitos seputar penyakit mental pada orang dewasa yang perlu diketahui.
Salah satu mitos yang seringkali muncul adalah anggapan bahwa penyakit mental hanya terjadi pada orang-orang yang lemah atau tidak kuat secara mental. Hal ini jelas merupakan pandangan yang keliru, karena penyakit mental tidak memandang status sosial, usia, atau kekuatan seseorang. Menurut Dr. David Satcher, mantan Surgeon General Amerika Serikat, “Penyakit mental adalah suatu kondisi medis yang membutuhkan perhatian dan penanganan serius, bukan sekadar masalah kelemahan mental.”
Mitos lain yang perlu dipecahkan adalah anggapan bahwa penyakit mental hanya bisa sembuh dengan cara bersikap positif atau berdoa. Dr. Michael Compton dari Georgia Mental Health Institute menegaskan, “Meskipun sikap positif dan doa dapat membantu dalam proses penyembuhan, namun tidak cukup untuk mengatasi penyakit mental secara menyeluruh. Pengobatan medis dan terapi yang tepat juga diperlukan untuk mengelola kondisi ini.”
Selain itu, banyak orang juga masih percaya bahwa penyakit mental hanya terjadi pada orang-orang yang memiliki riwayat keluarga dengan gangguan mental. Menurut Dr. Jeffrey Lieberman, seorang pakar kesehatan mental dari Columbia University, “Meskipun faktor genetik dapat memengaruhi risiko seseorang mengalami penyakit mental, namun faktor lingkungan dan pengalaman hidup juga turut berperan dalam perkembangan kondisi ini.”
Mitos seputar penyakit mental pada orang dewasa perlu kita pecahkan agar tidak terjebak dalam stigma dan diskriminasi yang merugikan bagi individu yang mengalami kondisi ini. Dengan pemahaman yang tepat, kita dapat memberikan dukungan dan bantuan yang sesuai bagi mereka yang membutuhkannya. Jadi, mari bersama-sama memahami dan menghilangkan mitos-mitos seputar penyakit mental pada orang dewasa.